Rabu, 19 April 2017

BERTOLERANSI ADALAH SEBUAH KEBUTUHAN NYATA DI KOTA BEKASI


BAGIAN 4

Oleh : Dr.Rahmat Effendi (Walikota Bekasi)

 

Bagian 4 (Penutup): Harapan

34 penghargaan tingkat nasional berhasil  didapat oleh Pemerintah Kota Bekasi ditahun 2016,bahkan di awal tahun 2017 ini Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) Republik Indonesia memberikan apresiasinya kepada 3 Kepala Daerah di Indonesia,salah satunya Pemerintah Kota Bekasi yang dianggap mampu atas dedikasinya dalam perlindungan dan pemenuhan hak atas Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) di Indonesia. Penghargaan yang diberikan berdasarkan pengamatan Desk KBB Komnas HAM dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini memiliki lima aspek yang menjadi pertimbangan penghargaan, meliputi aspek pandangan individu, kepemimpinan, kebijakan, penegakan hukum, dan pemulihan hak atas KBB.

 Kota Bekasi sebelumnya dianggap daerah dengan tingkat intoleransi tinggi di Jawa Barat, perlahan kami bangun kesadaran toleransi umat beragama, termasuk penguatan di bidang regulasi. Esensinya ada pada persoalan keyakinan, persoalan-persoalan yang dianggap rawan oleh kepala daerah. Alhamdulillah, kita buktikan di Kota Bekasi, ketegasan dan keberanian menjadi solusi terhadap sikap-sikap intoleransi kelompok masyarakat tertentu.Kota Bekasi adalah kota yang heterogen, tentunya memiliki daya tarik tersendiri. Laju pertumbuhanKota Bekasi  pun menjadi lebih baik. Keberagaman dan kearifan lokal adalah aset untuk membangun peradaban dan membangun suatu daerah kearah yang lebih baik lagi.

Saya diajarkan bahwa Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin yang artinya Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan dan jin, apalagi sesama manusia bukan untuk Rahmat Effendi. Sebagai Wali Kota Bekasi saya disumpah oleh Undang-Undang untuk berlaku adil bagi semua umat beragama yang ada, baik Islam, Kristen, Katholik, Budha mapun Hindu. Semua sama di mata hukum. Saya selalu menjaga hubungan antarsesama dengan sebaik-baiknya, tak terkecuali terhadap orang lain yang tidak seagama.

Penghargaan dari Komnas RI tersebut bukanlah tujuan akhir dari apa yang kita lakukan dan perjuangkan selama ini ,pengakuan tersebut merupakan bukti bahwa masyarakat Kota Bekasi masih memiliki jiwa dan budaya bertoleransi yang tinggi.Menurut saya tidak semua daerah mampu mewujudkan sikap toleran yang tinggi seperti di Kota Bekasi ,hanya 3 daerah dari 514 kabupaten/Kota yang ada tentunya menjadi hal yang membanggakan dan menunjukkan  bahwa masyarakat Kota Bekasi mampu mempertontonkan miniaturnya Indonesia dalam Ke Bhinekaan.

Memang masih ada sekelompok orang yang mengaitkan hal-hal seperti ini dengan penyataan yang provokatif bahwa seorang Rahmat Effendi mempunyai agenda tertentu dalam memimpin Kota Bekasi, gereja terbesar diasia,pencitraan menjelang Pilkada, hingga mendapatkan sesuatu hal yang konotasinya negatif. Kelompok itu menuding pembangunan gereja Santa Clara merupakan salah satu bentuk kristenisasi di kota Bekasi,bahkan pernyataan saya di depan publik bahwa ”Lebih baik ditembak kepala saya daripada harus mencabut IMB gereja itu” diplintir dan diartikan bahwa Rahmat Effendi siap mati untuk mempertahankan gereja”,pernyatan itu sungguh keliru,Masjid sekalipun bila ada yang bersengketa dan menuntut saya mencabut  IMB nya akan saya jawab sama, “Ditembak Sekalipun Kepala Saya ,saya tidak akan mencabut Ijin Masjid tersebut”,begitu juga dengan ijin rumah ibadah agama lain,karena IMB itu adalah produk hukum yang legal,dan jika ada sengketa atas proses tersebut dapat diselesaikan di ranahnya,yaitu ranah hukum.

Bahkan saya dituduh akan memutihkan seluruh perijinan gereja yang ada di Kota Bekasi ,pemahaman itu keliru,apa yang disampaikan adalah untuk  seluruh rumah ibadah agama-agama yang ada ,baik itu Masjid,Gereja,Pura,maupun klenteng yang belum memiliki IMB-nya maka pemerintah akan memutihkan dan membantu mendapatkan perijinannya sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah dan juga tertib administrasi yang kita lakukan ,dunia saat ini mengakui toleransi dan keberagaman di Indonesia merupakan yang terbaik dan menjadi percontohan di tingkat Internasional.

Saya mendapatkan undangan yang diberikan atas perhatian duta besar Republik Indonesia di  Vatikan untuk menyampaikan kepada dunia  arti Toleransi Beragama dalam Membangun kedamaian, merajut kebersamaan, memperkuat persatuan dan kesatuan,terutama bagaimana upaya-upaya Pemerintah Kota Bekasi membangun konsistensi nilai toleransi itu.Tentunya ini juga membawa nama Kota Bekasi dan Indonesia kedunia internasional,bahwa kota yang mempunyai jumlah penduduk 2,6 juta jiwa ini mampu memberikan contoh kepada dunia arti kebersamaan dalam merajut kedamaian.

Kehidupan yang penuh kedamaian, kenyamanan, dan toleran merupakan idaman semua orang, baik orang beragama maupun yang tidak beragama sekalipun .Karena tidak ada satu agama dan sistem sosial pun yang menganjurkan kebencian, konflik kekerasan, dan perang, semua manusia memiliki harapan akan kedamaian dan toleransi antar mereka sekalipun mereka berbeda dalam banyak hal. Kerukunan beragama adalah hidup berdampingan di atas perbedaan agama yang lebih menekankan kedamaian dan ketenteraman dalam beragama. 

Kehidupan beragama yang dinamis merupakan faktor dasar yang bersifat menentukan bagi terwujudnya stabilitas pembangunan di Kota Bekasi, persatuan dan kesatuan, kerukunan, perdamaian dan ketenangan hidup di bumi Patriot ini. Kehidupan beragama yang dinamis menuju terciptanya kerukunan umat beragama sesungguhnya berdampak positif bagi kehidupan masyarakat Kota Bekasi. Oleh karena itu, dengan mewujudkan kerukunan umat beragama, kebebasan beragama menjadi terjamin dan membuka peluang untuk selalu mengagungkan agama masing-masing dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.

ISLAM secara bahasa dimaknai tunduk, patuh dan pasrah, keselamatan, keamanan dan kedamaian. Berdasarkan makna tersebut, sebagai seorang muslim dalam konteks berkehidupan adalah pemberi keselamatan, menciptakan kerukunan dan pemberi rasa aman bagi orang lain, yang disebut dengan toleran. Toleransi adalah sifat atau sikap menghargai pendapat orang lain yang berbeda dengan pendapatnya sendiri. 

Sikap toleransi dan menghargai tidak hanya berlaku terhadap orang lain, tetapi juga kepada diri sendiri, bahkan sikap toleran harus dimulai dari diri sendiri. Rasulullah SAW mengingatkan agar ia memperhatikan dirinya dan memberi hak yang proporsional: “Sesungguhnya tubuhmu punya hak (untuk kamu istirahatkan) matamu punya hak (untuk dipejamkan) dan istrimu juga punya hak (untuk dinafkahkan).” (HR. Bukhari).

Terhadap mereka yang berbeda agama dan keyakinan, Alquran menetapkan prinsip tidak ada paksaan dalam beragama (QS. al-Baqarah: 256). Sebab kebebasan beragama merupakan bagian dari penghormatan terhadap hak-hak manusia yang sangat mendasar.

Tugas seorang Nabi, demikian juga seorang ulama, da’i, hanyalah menyampaikan risalah, bukan untuk memaksa dan menguasai. Dalam sejarahnya Rasulullah saw, tidak pernah memaksa orang lain (non muslim) untuk memeluk agama Islam, dan sebaliknya. Bahkan, melalui Piagam Madinah, Rasulullah saw telah memberikan jaminan kebebasan beragama kepada setiap orang.

Itulah kenapa saya masih percaya dan berkeyakinan dalam budaya masyarakat Kota Bekasi kebersamaan itu masih melekat bahkan mengakar kuat  . Upaya-upaya menciptakan kerukunan antarumat beragama harus tetap dijaga demi kehidupan yang mengedepankan sikap kerukunan serta jauh dari peristiwa kekerasan atas nama agama.

Pluralisme tidak hanya dalam arti memahami kenyataan majemuk dalam hidup, akan tetapi juga aksi nyata untuk mengisi kemajemukan tersebut dengan hal-hal yang positif. Karena di manapun berada, pluralisme akan selalu temukan, termasuk dalam kehidupan beragama. Pluralisme agama menuntun setiap pemeluk agama untuk mengakui keberadaan agama lain dan terlibat dalam usaha memahami perbedaan guna tercapainya kerukunan.

Selaku Kepala Daerah saya berharap,apa yang telah kita raih dan kita pupuk harus kita jaga terus-menerus dalam upaya memberikan rasa aman dan nyaman bagi setiap warga masyarakat Kota Bekasi.Rasulullah SAW berpesan bahwa pemimpin harus bersifat khairul umuri ausatuha, sebaik-baik urusan itu yang ditengah-tengah ,berdiri disemua golongan. Saya dan Pak Ustad Ahmad Syaikhu berusaha sekuat daya untuk mengkampanyekan islam yang tidak liberal ataupun literal, islam yang sejuk, islam yang sejauh mungkin sejalan dengan tujuan Rahmat bagi seluruh alam semesta, Islam yang menghargai perbedaan, Islam yang menghargai ke-bhineka-an, Islam Indonesia.Apa yang Kami lakukan adalah sesuai porsi kami tentang keberagaman dalam posisi pemerintah selaku penyelenggara negara.

Kota Bekasi sebagai miniaturnya Indonesia merupakan anugrah dari Allah SWT, Jika semua orang menjalankan agamanya masing-masing dengan sebenar-benarnya, maka sudah pasti akan melahirkan kedamaian, ketentraman hidup dan kerjasama sosial yang sehat.

Tidak ada komentar: